BATULICIN – Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) memberikan kontribusi yang positif terhadap pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Selatan.
Saat ini, di Kalimantan Selatan ada sekitar 300 ribu UMKM. Hanya saja dari jumlah tersebut masih terdapat beberapa permasalahan terutama dari sisi kuantitas, kualitas, dan kontinuitas. Ditambah kreatifitas dan inovasi.
Demikian dikatakan Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kalsel, H Gustava Yandi, saat memberikan sambutan pada pembukaan Pelatihan Pengembangan Usaha dan Kemitraan bagi Kelompok Tani, Kelompok Nelayan, dan Kelompok Wanita Produktif di Kabupaten Tanah Bumbu, Senin (12/11) bertempat di Balai Penyuluh Pertanian Manurung Kusan Hilir.
Ia mengatakan satu diantara kelamahan UKM di Kalsel adalah kurang kreatif dan monoton. Baik dari kemasan maupun pemasaran. Inilah yang menjadi tantangan saat ini bagi pelaku UMKM di Kalsel dan Pemerintah Provinsi bersama Pemerintah Daerah.
Menurutnya, produk UKM harus berani tampil beda, karena dengan tampil beda tersebut dapat menarik minat.
Permasalahan lainnya adalah ketidakmampuan pelaku usaha dalam hal memenuhi permintaan pasar dalam jumlah yang banyak.
Terkait pengembangan usaha ini, tentu menjadi tugas kita bersama mengembangkannya. Dalam hal ini pemerintah melaksanakan berbagai Diklat, Pembinaan, dan Sosialisasi seperti yang dilaksanakan di Kabupaten Tanah Bumbu ini.
Pelatihan yang dilaksanakan oleh Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Provinsi Kalimantan Selatan bekerjasama dengan Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi Koperasi dan Usaha Mikro Tanah Bumbu berlangsung dari 12-15 Nopember 2018.
Pelatihan dibuka oleh Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Provinsi Kalimantan Selatan, H Gustafa Yandi. Hadir pada pembukaan tersebut Kepala Balai Diklat Koperasi dan UKM Ramlan, jajaran Disnakertranskop dan UM Tanbu, serta Dinas Pertanian Tanbu.
Kepala Disnakertranskop dan UM Tanbu, Suhartoyo, melalui Kasi Pemberdayaan dan Perlindungan Koperasi, Indra A Marganata mengatakan tujuan dilaksanakannya pelatihan untuk meningkatkan SDM bagi kelompok tani dan nelayan serta kelompok wanita terkait pengembangan usaha.
Materi pelatihan meliputi pola dan kemitraan usaha, etika bisnis dan tanggungjawab sosial, strategi pengembangan dan jaringan usaha, kepemimpinan dan negoisasi bisnis, pengembangan pasar, administrasi usaha, dan rancangan pengembangan usaha. (rel)