SURABAYA – Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu (Pemkab Tanbu) menjadikan Program Pembibitan Penghafal Al-Qur’an (PPPA) Darul Qur’an Surabaya, Jawa Timur, sebagai model percontohan rumah Tahfiz yang akan diterapkan di Kabupaten Tanah Bumbu.
Dibawah kepemimpinan Bupati H Sudian Noor, Kabupaten dengan motto Bersujud (Bersih, Syukur, Jujur, dan Damai) ini berkomitmen untuk menciptakan generasi yang berakhlak mulia melalui program Satu Desa Satu Rumah Tahfiz.
Sebagai langkah mewujudkan program Satu Desa Satu Rumah Tahfiz ini, Pemkab Tanbu melaksanakan studi komparasi ke PPPA Darul Qur’an, Surabaya, 26-28 Oktober 2018.
“Kunjungan ke PPPA Darul Qur’an ini dalam rangka meningkatkan wawasan pendidikan terkait program Satu Desa Satu Rumah Tahfiz di Kabupaten Tanah Bumbu,” sebut Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesra, H Ambo Sakka, selaku pimpinan rombongan studi komparasi.
Ia mengungkapkan Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu, Provinsi Kalimantan Selatan, kepemimpinan Bupati H Sudian Noor sedang giat-giatnya mewujudkan program Satu Desa Satu Rumah Tahfiz yang mana saat ini sudah dibangun beberapa Rumah Tahfiz di Tanah Bumbu.
Menurut Ambo Sakka, keberadaan Rumah Tahfiz ini diharapkan dapat mencetak penghafal Al-Qur’an, dan juga mampu mencegah terjadinya kenakalan remaja seperti narkoba dan lainnya.
Saat ini, sebut Ambo Sakka, di Tanah Bumbu sudah ada beberapa Rumah Tahfiz yang dibangun. Rumah Tahfiz ini dibangun melalui dana Coorpotate Social Responbility (CSR).
“Jika satu perusahaan membina satu rumah Tahfiz, maka tidak menutup kemungkinan seluruh desa punya satu Rumah Tahfiz,” ujarnya.
Agar program ini terus berkelanjutan, sebut Ambo Sakka, pemerintah daerah berinisiatif Satu Desa Satu Rumah Tahfiz dibuat Peraturan Daerah (Perda) sehingga siapapun Kepala Daerahnya maka program ini terus berkelanjutan.
Sementara itu, terkait studi komparasi ke PPPA Darul Qur’an Surabaya, Ambo Sakka mengatakan ingin belajar bagaimana pengelolaan Tahfiz Qur’an, beserta fasilitas dan lainnya.
Pimpinan PPPA Darul Qur’an Jawa Timur, Ustadz Jazuli, mengucapkan terimakasih kepada Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu yang menjadikan PPPA Darul Qur’an sebagai model percontohan Rumah Tahfiz.
Ustadz mengatakan, PPPA Darul Qur’an saat ini sudah berusia 14 tahun. PPPA Darul Qur’an adalah program dari Ustadz Yusuf Mansur untuk menciptakan kader-kader penghafal Al-Qur’an di Indonesia.
Saat ini sudah ribuan santri penghafal Qur’an yang tersebar di seluruh Indonesia. Konsep pendidikan Tahfiz Qur’an ini berjenjang. Hafiz 3 juz mengajar hafiz pemula. Selanjutnya yang hafal 6 juz mengajarkan ke hafalan dibawahnya. Begitu seterusnya. Pengajar tidak mesti hafal 30 Juz baru boleh mengajar.
Melalui konsep seperti ini, maka regenerasi pengajar dan penghafal tidak putus. Karena yang diperlukan adalah mencetak kader hafiz Qur’an sebanyak-banyaknya.
Untuk calon santri hafiz Qur’an di PPA Darul Qur’an Surabaya melalui seleksi. Santri minimal harus sudah bisa membaca Al Qur’an. Agar proses belajar menjadi ideal, satu rumah Tahfiz terdiri dari 15 sampai 20 Santri.
Adapun studi Komparasi jajaran Pemkab Tanbu ini diterima langsung oleh Pimpinan dan pengurus PPPA Darul Qur’an Surabaya beserta ustadz/ustadzah dan santri.
Sedangkan dari Tanbu dihadiri oleh Ketua TP PKK Tanbu Hj Sadariah, Ketua DWP Mulyawati, Staf Khusus Bupati, Kabag Kesra dan pengurus organisasi keagamaan di Tanbu. (rel)