BATULICIN – Petani Desa Sumber Baru Kecamatan Angsana tertarik menerapkan program pertanian padi secara organik dan terintegrasi di Kabupaten Tanah Bumbu.
Hal itu diungkapkan para petani pada saat penutupan pelatihan pengenalan pengembangan pertanian secara organik dan terintegrasi, Kamis (6/9) di Balai Rakyat, Kantor Desa Sumber Baru.
Program pengembangan padi organik dan terintegrasi ini merupakan kerjasama antara Bank Indonesia (BI) dengan Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu. Dimana tanaman padi diintegrasikan dengan peternakan.
Subani, petani sekaligus peternak sapi yang jadi peserta pelatihan mengatakan ketertarikannya pada program padi organik terintegrasi tersebut karena hemat biaya dan juga ketersediaan bahan baku pupuk organik yang melimpah.
“Padi organik hemat biaya karena bahan baku pembuatan pupuk organiknya mudah ditemukan. Seperti gedebong pisang, jerami, urin sapi, dan kotoran sapi,” ujarnya.
Setelah kegiatan pelatihan ini selesai, ujar Subani, ia akan mengumpulkan bahan baku pembuatan pupuk terlebih dahulu.
“Selain bertani, saya juga beternak sapi. Saat ini ada 4 ekor sapi yang akan dikelola dengan baik, sehingga kotorannya termanfaatkan dengan maksimal untuk dijadikan pupuk organik yang digunakan untuk keperluan sendiri,” ucapnya.
Sementara itu, H Poniran, Ketua Kelompok Tani Harapan Jaya, mengatakan para petani sangat antusias sekali menerapkan dan mengaplikasikan ilmu yang didapat dari pelatihan ini. Apalagi mendengar dari pemaparan narasumber yang melalui program padi secara organik ini mampu meningkatkan produksi dari 4 ton per hektar menjadi 8 ton per hektar.
“Para petani akan menindaklanjuti program pengembangan padi secara organik dan terintegrasi ini,” sebutnya.
Menurut rencana, sebut H Poniran, para petani rencananya akan memulai tanam pertama dibulan Desember 2018.
Konsultan KUMKM KPw Bank Indonesia Kalsel, Untung Torang, mengatakan pengembangan padi secara organik dan terintegrasi tidak akan berhasil kalau tidak sama-sama dikerjakan.
“Kerjasama semua pihak sangat penting untuk program padi organik terintegrasi ini,” sebutnya.
Untung mengatakan Bank Indonesia dan Pemerintah Daerah akan selalu melakukan monitoring dan mendampingi kegiatan ini, baik saat penanaman maupun panen.
Kabag Ekonomi Setda Tanbu, Didi Ali Hamidi, saat menutup pelatihan pengenalan padi secara organik dan terintegrasi mengatakan program pertanian kerjasama Pemkab Tanbu dan BI ini merupakan generasi ketiga.
Pertama dilaksanakan di Desa Saring Kec Kusan Hilir untuk Padi Inpari. Kedua dilaksanakan di Desa Karang Mulya Kec Kusan Hulu untuk padi organik, dan Ketiga dilaksanakan di Desa Sumber Baru Kec Angsana utamanya untuk padi organik terintegrasi.
Kerjasama generasi ketiga ini akan dikerjakan secara bersama-sama oleh SKPD Pemkab Tanbu dalam hal ini Dinas Pertanian, Dinas Perdagangan dan Perindustrian, dan Dinas Nakertranskop dan Usaha Mikro.
Pemerintah daerah, sebut Didi Ali Hamidi, berharap Bank Indonesia terus membantu program pembangunan pertanian organik di Tanah Bumbu. (rel)