BATULICIN – Upayakan Percepatan Pengentasan Kemiskinan Ekstrem dan Stunting. Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu (Tanbu) terus mengupayakan percepatan pengentasan kemiskinan dan stunting di Bumi Bersujud.
Bertempat di Kantor Dinas Sosial Tanbu di Gunung Tinggi, Kecamatan Batulicin, Selasa (30/5/2023). Rapat Koordinasi (Rakoor) dalam rangka pemutakhiran data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS) dan intervensi kemiskinan ekstrem tahun 2023.
Sebelum pelaksanaan verifikasi data kemiskinan ekstrem mencapai angka 3.447 per Kartu Keluarga (KK) dan 16.210 jiwa. Dengan perbandingan setelah verifikasi data Desil 1, maka kemiskinan ekstrem hanya 1.253 per KK dan 5.765 jiwa pada tahun 2023 di Tanbu.
Kemiskinan ekstrem Desil 1 akan diintervensi dengan bantuan sosial oleh Pemkab Tanbu melalui Dinsos setempat pada 12 Kecamatan dengan berbagai program, yaitu :
1. Bantuan Keluarga atau Jaminan Hidup (Jadup), yaitu bantuan kebutuhan hidup sehari-hari berupa uang sekitar Rp 2 juta pada rencana pelaksanaan tahun 2023 dan senilai Rp 3 juta pada tahun 2024, satu kali pertahunnya. Rencana usulan penyaluran bantuan Jadup pada tahun 2024 ada sebanyak 900 data ekstrem dan ada 34 data stunting miskin (DTKS).
Baca Juga : Penurunan Angka Stunting di Tanbu Terus Membaik
2. Rehabilitasi Rumah Tidak Layah Huni (RTLH) tahun 2023-2024 dengan rencana bantuan sekitar maksimal Rp 35 juta tergantung kondisi rumah.
3. Usaha Ekonomi Produktif (UEP) tahun 2023-2024. Khusus warga yang terdata kemiskinan ekstrem, yaitu rencana penyaluran bantuan sekitar Rp 5 juta.
4. Permakanan Lansia dan Permakanan Disabilitas akan diintervensi Dinsos, recana penyaluran bantuan berkisar Rp 247.600,- per jiwa untuk warga yang benar-benar tidak mampu/miskin yang tidak berpotensial ada usaha lain.
Menurut Kepala Dinsos Tanbu Basuni upayakan Percepatan Pengentasan Kemiskinan Ekstrem dan Stunting daerah merupakan tanggungjawab bersama, sehingga harus segera tuntas.
Pada tahun ini maupun tahun kedepan, kemiskinan ekstrem dan stunting sesuai permintaan Bupati H.M. Zairullah Azhar harus mencapai zero (nol) kemiskinan dan nol stunting.
“Tahun 2023-2024 kemiskinan ekstrem dan stunting. Harus tuntas dan harus selesai pada angka nol. Hal ini bukan hanya menjadi tanggungjawab Dinsos yang menyelesaikannya, tapi beberapa SKPD terkait dan pihak-pihak lainnya,” tuturnya.
Pada kasus stunting, hampir 80 persen terdapat warga mampu dan pegawai. Sedikit sekali yang tergolong miskin karena kasus stunting ini.
“Mari kita bersama-sama menyelesaikan dan mempercepat pengentasan kemiskinan dan stunting ini,” ujar Basuni kepada peserta Rakoor. (Fit)