Sebagai upaya untuk mencegah penyakit jembrana pada hewan ternak, Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan Kabupaten Tanah Bumbu “ Abdul Karim” (Distanpanak Tanbu) memberikan vaksinasi kepada sapi yang sehat.
Penyakit jembrana merupakan penyakit viral pada sapi, biasa ditemukan pada sapi bali, ditandai dengan berbagai gejala seperti depresi, anoreksia, demam, perdarahan ekstensif di bawah kulit, dan kebengkakan kelenjar limfe, ditemukan juga pada banyak kasus penyakit yang disertai perdarahan kulit, sehingga penyakit ini juga disebut sebagai penyakit keringat darah.
Penelitian tentang penyebab penyakit jembrana masih terus dilanjutkan, dengan cara pelacakan susunan DNA untuk membuktikan bahwa virus jembrana adalah virus baru dari grup Lentiviridae. Penemuan tentang virus penyebab jembrana ini menarik perhatian dunia dikarenakan virus penyebab penyakit ini satu kelompok dengan virus HIV penyebab AIDS pada manusia. ada banyak bukti yang menunjang bahwa virus jembrana merupakan virus yang menyebabkan imunodefisiensi pada khususnya sapi bali.
Ternak yang terserang penyakit jembrana menunjukkan kenaikan suhu badan yang tinggi, berkisar antara 40-42 derajat C, disertai dengan kelesuan dan kehilangan nafsu makan. Tanda tersebut disusul dengan pengeluaran ingus yang berlebihan, lakrimasi dan hipersalivasi. Pada awalnya ingus bersifat encer dan bening, akan tetapi lambat laun ingus tersebut berubah menjadi kental seperti cairan mukosa. Gejala selanjutnya adalah pembengkakan dan pembesaran kelenjar limfe superfisial.
Salah satu gejala yang mencolok pada hewan yang menderita penyakit ini adalah berkeringat darah. Keadaan ini biasanya terlihat sewaktu dan setelah demam, dan berlangsung 2-3 hari lamanya. kira kira 7% hewan yang bersuhu badan 41 derajat Celcius menunjukkan gejala tersebut. Gejala ini terutama ditemukan di daerah panggul, punngung, perut dan skrotum. Keringat yang encer, seperti air dan berwarna merah seperti darah bilamana masih segar, dan menetes dari permukaan kulit melalui sepanjang bulu rambut.bila keringat menempel pada batang rambut sebagai kerak berbintil bintil dan tidak lepas bila diusap dengan tangan.
Seperti yang telah diutarakan, bahwa sapi bali merupakan bangsa sapi yang paling peka terhadap penyakit jembrana. di lapangan diagnosis ditentukan dengan melihat gejala klinis yang ada. konfirmasi untuk meneguhkan diagnosa bisa dilakukan dengan uji ELISA dan AGP ( Agar Presipitation Gel ) di laboratorium. Uji ELISA terbukti lebih memberikan hasil yang memuaskan daripada AGP.
Kadangkala di lapangan penyakit jembrana dapat dikelirukan dengan penyakit lain seperti penyakit ingusan, yang mungkin diderita oleh ternak sapi bali yang banyak berhubungan dengan domba, dan bukanlah hal yang mustahil kedua penyakit viral ini dapat ditemukan bersamaan di suatu daerah.
Kepala Distanpanak Tanbu, mengatakan sepanjang tahun 2015 yang lalu sebanyak 700 ekor sapi telah di vaksin. Hal tersebut untuk memberikan kekebalan tubuh pada hewan ternak khususnya Sapi Bali yang sehat agar tidak terserang penyakit jembrana.
“Kegiatan vaksinasi khususnya pada ternak sapi bali dilakukan mengingat bahwa sapi bali sangat rentan terhadap penyakit jembrana,” ujar Abdul Karim, Selasa (26/1) di Gunung Tinggi, Batulicin.
Kegiatan vaksinasi sapi bali, ujar Abdul Karim, merupakan kerjasama Distanpanak Tanbu bersama dengan Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Selatan dengan sasaran program vaksinasi ini adalah masyarakat yang memelihara sapi bali.
Ditambahkannya, kegiatan vaksinasi jembrana dilaksanakan sebanyak 2 (dua) kali dalam setahun serta tidak dipungut biaya atau gratis.
“vaksinasi penyakit jembrana tidak dipungut biaya atau gratis. Program tersebut masih berlanjut di tahun 2016. Dan kami menargetkan sebanyak 800 ekor sapi yang di vaksin pada tahun 2016 ini,” ujar Abdul Karim.
Selain vaksinasi, faktor pendukung pencegahan penyakit jembrana juga dapat dilakukan dengan penyemprotan vector (Tabanussp).
Dampak yang ditimbulkan dari penyakit jembrana bagi masyarakat yang memilihara sapi tentunya menimbulkan kerugian ekonomi. Dan tergantung pula pada seberapa besar usaha dan seberapa banyak hewan yang mati akibat penyakit tersebut.
“Kami berharap masyarakat lebih interktif didalam pencegahan penyakit ini melalui koordinasi dan kerjasama dengan petugas-petugas lapangan Distanpanak, sehingga Tanah Bumbu bebas dari penyakit jembrana,” ujarnya
Sumber :
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan Tanbu Bpk Abdul Karim
Foto :
By Tyas
Editor : Jayadi